SELAMAT DATANG DI BLOG KEMENTERIAN AGAMA KOTA DEPOK

Potensi Keagamaan


Potensi keagamaan di Kota Depok mempunyai peran yang besar terhadap keberhasilan suatu pembangunan, khususnya dalam pembangunan keagamaan dan mental spiritual masyarakat. Salah satu indikator potensi keagamaan yang ada adalah jumlah penduduk muslim yang besar (92% Muslim, 8% Non Muslim) dan tersedianya sarana dan prasarana pendidikan serta ibadah.
1.    Modal Kultural
Masyarakat Kota Depok  bersifat sangat pluralistik, yaitu berasal dari berbagai ras, suku, dan bahasa yang berbeda-beda, yang masing-masing membawa ciri, kebiasaan, cara berpikir, karakter dan identitas-identitas mereka masing-masing di dalam pergaulan bermasyarakat yang heterogen. Pluralitas kultural ini semestinya dapat membentuk sebuah masyarakat Kota Depok yang heterogen, pluralistik dan demokratis dan agamis, yang tercermin dari pola interaksi di antara mereka. Pluralitas dan heterogenitas kultural ini dapat menjadi sebuah modal budaya, bila ia dapat dikelola secara baik dan terarah, sehingga dapat meningkatkan iklim pembangunan yang kondusif serta produktivitas pemanfaatan teknologi.

2.    Modal Intelektual
Kota Depok memiliki modal intelektual, yaitu berupa intake Kota Depok yang mempunyai standar intelektual yang relatif tinggi, yang terbukti dari tingginya minat siswa usia sekolah yang melanjutkan studinya pada setiap tahun pelajaran. Modal intelektual tersebut, bila mampu dikelola dengan baik dan terarah semestinya mampu menghasilkan SDM yang berkualitas tinggi, yaitu SDM yang mampu berkompetisi untuk selanjutnya memiliki kompetensi dan kualitas hidup yang lebih baik. Meskipun demikian, ada berbagai persoalan kultural serius yang dihadapi Kota Depok hingga kini, sehingga berbagai modal pluralitas dan intelektualitas tersebut belum mampu secara maksimal menghasilkan produk-produk lulusan yang diharapkan, sehingga pencapaian target nilai lulusan masih di bawah standar yang diharapkan. Berbagai persoalan kultural tersebut dapat dibagi ke dalam persoalan manusia sebagai pelaku (actor) dalam masyarakat, serta persoalan struktural, yaitu pola relasi di antara manusia-manusia tersebut.

3.    Modal Sosial
Di samping modal intelekbudaya, Kota Depok juga memiliki modal sosial dengan segala persoalannya. Modal sosial ini adalah berupa peran Pemerintah Kota Depok bersama-sama dengan Kementerian Agama Kota Depok di dalam pendidikan masyarakat secara umum, yang setidak-tidaknya dapat dilihat dari tiga tolok ukur, yaitu penerapan hasil pendidikan dan pemahaman keagamaan serta kerjasama dengan masyarakat dan jaringan yang terbentuk. Di dalam era globalisasi dewasa ini, yang di dalamnya dituntut sebuah sosial kemasyarakatan yang lebih kondusif yang mendukung pada terciptanya masyarakat yang religius dan berbudaya. Kota Depok sesungguhnya mempunyai jaringan yang cukup luas, yang mencakup jaringan antar lembaga pendidikan, lembaga-lembaga masyarakat, lembaga agama dan profesi lainnya, serta berbagai jaringan masyarakat lainnya. Akan tetapi, jaringan tersebut masih perlu ditata dengan lebih baik, sehingga mampu menjadi sebuah kekuatan yang benar-benar produktif.